Tak Hanya Faktor Alam, Pungutan Liar juga Penghambat Percepatan Proyek Tol Semarang-Demak

Caption foto : Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi, Taj Yasin didampingi Humas PT.PP Proyek Tol Sesi 1 Semarang-Demak Robby Sumarna saat meninjau dilokasi proyek beberapa waktu lalu.(ist)

Kilasdaerah, Semarang – Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi meninjau langsung progres pembangunan jalan tol Semarang – Demak Sesi 1 yang terintegrasi tanggul laut serta adalah mengecek kondisi pekerjaan kolam retensi 1C terboyo dan sriwulan yang mana kolam ini mampu menampung ketika elevasi banjir utk terboyo 210ha sekitar 6.717 .000 M3 air dan untuk sriwulan 38ha sekitar 1.100.000 m3 .

Gubernur menjelaskan, Jika saat ini masih terdapat genangan air pasang yang terjadi diberbagai titik seperti halnya di wilayah sayung, kabupaten Demak yang lokasinya berbatasan dengan kota Semarang meski demikian percepatan pengerjaan Proyek Strategis Nasional (PSN) tersebut terus dikebut agar persoalan rob yang selama ini menjadi keresahan masyarakat segera teratasi.

” di karenakan masih ada sekitar 800 meter tanggul tol yang belum tersambung sehingga air rob masih bisa menembus ke daratan, pekerjaan masih sesuai progres perkiraan tersambung sekitar bulan oktober 2025,” tutur Ahmad Luthfi.

Sementara itu menurut Humas PT. PP proyek jalan tol Sesi 1 Semarang – Demak Robby Sumarna mengatakan jika kendala saat ini terjadi karena faktor alam dimana intensitas curah hujan tinggi mengakibatkan pengerjaan proyek terhambat.

” Kendala saat ini masih sekitar cuaca hujan, kita mohon dukungan masyarakat terutama disekitar proyek agar bisa memahami kondisi tersebut mengingat, ini proyek kedepannya untuk anak cucu kita kelak supaya terbebas dari rob yang setiap tahun terjadi, ” ucap Robby Sumarna, Semarang (29/5/2025).

Tidak hanya faktor alam yang menjadikan PSN ini terhambat, ujar Robby, faktor non alam juga menjadikan hambatan proses pengerjaan proyek dimana dari informasi yang didapat dari pengusaha armada transportasi dan suplayer material tanah quary mengaku jika terdapat pungutan liar untuk masuk ke area proyek terutama di jalan pemukiman warga, besaran retribusi tersebut berkisar Rp.8000- 24.000 menyesuaikan volume material.

” Retribusi ini terjadi sekitar morosari bedono dan sudah berjalan lama . Harusnya mari kita dukung proyek ini bersama dan sehingga percepatan pekerjaan bisa kami lakukan dengan baik dan kualitas terjamin,” tegas Robby Sumarna.

Dengan ada nya pembangunan dipastikan ganguan akan kenyamanan akan terjadi namun dampak ini hanya sesaat jika selesai pembangunan maka manfaat jangka panjang yang akan didapatkan oleh masyarakat.

“Harapannya pungutan liar tersebut tidak lagi ada, kasihan masyarakat yang menginginkan proyek ini cepat selesai agar terbebas dari rob,” pungkas Robby.(*)

Array
Related posts