Pasangan Sinoeng-Budi Unggul di survei KRCI

Direktur Krisis Research and Consultant Institute (KRCI) Suwignyo Rahman, menyampaikan hasil survey. Photo:ngr

Kilasdaerah.com, Salatiga – Hasil Survei oleh KRISIS Research and Consultant Institute (KRCI) terhadap 1.103 orang di Kota Salatiga selama September 2024 dengan margin eror 3 persen, jika pemilihan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Salatiga dilakukan pada hari ini, pasangan Sinoeng Nugroho Rachmadi – Budi Santoso unggul di banding dua pasangan yang lain dengan memperoleh tingkat keterpilihan mencapai 47,96%.

Pasangan Robby Hernawan – Nina Agustin tingkat keterpilihan mencapai 19,49% dan Juan Rama – Sri Wahyuni 8,97%.

Pasangan Sinoeng Nugroho Rachmadi – Budi Santoso paling banyak dipilih oleh Gen Z (50%), Gen Y/Millenial (47,17%), Gen X (46,99%), Baby Boomers & Pre Boomer (44,98%).

Pasangan Robby Hernawan – Nina Agustin masing – masing Gen Z (16,3%), Gen Y/Millenial (21,13%), Gen X (20,06%) dan Baby Boomers & Pre Boomer (21,53%).

Sedangkan Juan Rama – Sri Wahyuni masing – masing Gen Z (10,15%), Gen Y/Millenial (9,06%), Gen X (9,17%) dan Baby Boomers & Pre Boomer (7,18%)

 

Hal itu disampaikan Direktur Krisis Research and Consultant Institute (KRCI) Suwignyo Rahman, di Noormans Hotel Semarang, Sabtu (28/9).

‘’Dari hasil survey kami, jika pemilihan wali kota dan wakil wali kota di laksanakan hari ini maka pasangan Sinoeng-Budi unggul. Bahkan dari survei pertama hingga saat ini, Sinoeng masih unggul,’’ kata Suwignyo.

Suwignyo menjelaskan,Posisi Sinoeng – Budi yang unggul karena memang Sinoeng sendiri sudah dikenal sejak menjabat sebagai Pj wali kota Salatiga. Dan Ada hal menarik di antaranya pasangan dr Robby – Nina yang baru saja terbentuk, bisa langsung naik dalam hal popularitas, akseptabilitas, dan elektabilitas. Hal ini Faktor dr Robby yang juga sudah lama dikenal di Kota Salatiga sehingga pasangan Robby – Nina dengan cepat naik dibanding Juan Rama-Sri Wahyuni.

“Pasangan yang unggul dari survei juga tidak bisa santai, karena bisa saja pemilih termasuk swing voters (pemilih yang belum memberikan keputusan) berbalik ke pasangan lainnya, karena ada rasa kecewa, terjadi ekstraordinari dan sunami politik, serta lainnya,’’ ungkap Suwignyo. (*)

Related posts