Iring – iringan Prajurit Patangpuluhan Puncak Grebeg Besar Demak 2024

 Prajurit Patangpuluhan berjalan menuju ke makam Kanjeng Sunan Kalijaga yang berada di Kadilangu sepanjang 3 kilometer, Senin 17 Juni 2024. (Budisan/Kilasdaerah).

 

Kilasdaerah, Demak –  Puncak acara Grebeg Besar Demak tahun 2024 terlihat sangat meriah, hal ini bisa terlihat dari ribuan orang pengunjung yang menikmati rangkaian acara mulai awal hingga akhir tanpa beranjak dari tempat mereka berdiri, walaupun terik sinar matahari begitu menyengat.

Prosesi iring-iringan prajurit patangpuluhan di acara Grebeg Besar Demak ini, seolah -olah menghipnotis masyarakat untuk fokus melihatnya dimana penyerahan bokor berisi kembang setaman serta minyak jamasan yang nantinya dipergunakan untuk mensucikan pusaka peninggalan Kanjeng Sunan Kalijaga yaitun Pusaka Kyai Kotang Ontokusumo dan Kyai Cerubuk, akan diserahkan oleh Bupati Demak, Senin 17/6/2024.

Menurut Bupati Demak Eistianah dalam kegiatan ini sebagai Adipati Demak Bintoro, mengaku jika pagelaran tahunan ini sengat berbeda dengan tahun sebelumnya, tidak hanya dihadiri ribuan warga masyarakat yang datang dari penjuru pelosok kabupaten Demak, panitia penyelenggara dalam hal ini bersama dengan forkopimda Demak juga mengundang tokoh – tokoh masyarakat dari kota tetangga.

Puncak grebeg besar 2024 kali ini juga membuat sejarah baru bagi seluruh masyarakat kabupaten Demak, dimana makanan tradisional khas kota wali Sego padhetan dan Jamu Coro yang notabene dipercaya masyarakat sebagai makanan kesukaan Kanjeng Sunan Kalijaga.

” Tujuannya untuk melestarikan warisan budaya kita serta untuk memperkenalkan kepada dunia bahwa Sego Padhetan dan Jamu Coro milik Kita Demak, secara tidak langsung berimbas pada pelaku usaha UMKM,” tutur Eistianah.

Sementara itu menurut Salah satu warga asal Desa Kramat, Kecamatan Dempet, Sugeng (55) mengaku berangkat dari rumah bersama dengan rombongan keluarga dan tetangga yang berjumlah 10 orang tersebut naik Mobil pickup miliknya, acara Grebeg Besar menurutnya merupakan agenda resmi liburan yang wajib dihadiri.

” Kita sekeluarga dan tetangga berangkat sehabis sholat Idul Adha, jajanan dan minuman kita bawa sendiri dari rumah biar irit,” canda Sugeng.

Bapak Dua anak ini mengaku sangat senang menikmati iring-iringan Prajurit Patangpuluhan, dimana dirinya membayangkan jaman dahulu kala begitu hebatnya menjadi seorang prajurit kerajaan Demak.

” Melihat prajurit berjalan mengawal bupati, saya meghayal hidup dijaman dulu menjadi seorang prajurit kerajaan Demak, sungguh keren sekali,” ucap Sugeng dengan nada bahagia. (*)

Related posts