Kilasdaerah, 22/1 Demak – Komisi C DPRD Demak bersama Organisasi Perangkat Daerah (OPD) melakukan monitoring dan survei terhadap daerah terdampak serta meninjau upaya penanganan banjir, Rabu (22/1/2025).
Ketua Komisi C DPRD Demak, Sonhaji, menekankan pentingnya kesadaran masyarakat dalam menjaga tanggul sungai. Ia mengingatkan agar warga tidak menanam tanaman dengan akar yang dapat membuat tanah menjadi gembur, seperti singkong, di bantaran tanggul.
“Kalau menanam dibantaran tanggul, sebaiknya pohon keras seperti jati. Kalau singkong dan sejenisnya bisa menyebabkan tanah lebih mudah terkikis,” ujarnya.
Sonhaji juga meminta Dinas Pekerjaan Umum (PU) untuk lebih maksimal dalam mendata kondisi tanggul di wilayah Demak. Menurutnya, tanggul yang jebol tidak terjadi secara tiba-tiba, tetapi diawali dengan tanda-tanda seperti retakan kecil.
“Oleh karena itu, pemantauan rutin sangat diperlukan untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang,” kata Sonhaji.
Selain melakukan peninjauan, Komisi C DPRD Demak berencana merekomendasikan perbaikan tanggul-tanggul yang rusak kepada Dinas PU. Para anggota dewan juga menyalurkan bantuan sembako kepada warga terdampak sebagai bentuk kepedulian.
Sejalan dengan Sonhaji, anggota DPRD Demak lainnya, Ulin Nuha, menegaskan bahwa pemerintah daerah harus segera melakukan penanganan terhadap tanggul yang jebol serta mendata ulang kondisi tanggul di seluruh wilayah.
Sementara itu, berdasarkan data Pemerintah Kabupaten Demak dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang terbaru, banjir telah berdampak pada sekitar 2.749 kepala keluarga atau 9.177 jiwa. Selain itu, enam perkantoran, lima sekolah, 16 tempat ibadah, serta lahan pertanian seluas ±943 hektare turut terdampak.
Sementara itu menurut Plt Kepala BPBD Demak, Haris Wahyudi, mengungkapkan bahwa dua kecamatan masih tergenang, yaitu Kecamatan Guntur (meliputi Desa Tlogoweru, Bogosari, dan Guntur) serta Kecamatan Kebonagung. Fasilitas umum seperti pasar tradisional, peternakan, dan layanan kesehatan juga ikut terdampak banjir.
“Kondisi saat ini menunjukkan perbaikan yang cukup signifikan. Fasilitas pelayanan umum telah berangsur normal, arus lalu lintas di Jalan Raya Semarang-Grobogan yang sempat terputus kini sudah kembali dibuka. Begitu pula jalan penghubung Guntur-Karangawen yang sudah bisa dilalui,” jelas Haris.(*)